Conferension of Party (COP) ke 26 telah selesai dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia. COP untuk United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) merupakan konferensi tahunan tentang perubahan iklim Persatuan Bangsa Bangsa. Dimana perwakilan pemerintah dari seluruh dunia membahas tentang keputusan penting terkait bumi kita.
Ada beberapa tujuan COP26, salah satunya adalah menjaga maksimum kenaikan rata rata suhu global 1,5°C. Yang salah satu caranya adalah dengan memulai mitigasi dan beradaptasi melalui solusi berbasis alam.
“Indonesia dengan hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo, digadang gadang menjadi negara superpower dalam perubahan iklim karena dianggap memiliki peran signifikan dalam menahan laju perubahan iklim dunia,” Kata Joni Maryono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menanggapi hal tersebut (17/11).
Ada banyak cara untuk mewujudkannya, antara lain dengan menggunakan sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan, membatasi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil serta penanaman hutan dalam skala besar
“Dalam hal ini yang dapat kita lakukan sebagai dinas penanggung jawab, adalah dengan mensosialisasikan, memfasilitasi, memberikan seruan tegas kepada masyarakat agar mau menanam pohon demi kelestarian alam” lanjutnya.
DLH sendiri telah melakukan kegiatan penanaman pohon setiap tahunnya. “Sesuai dengan visi misi Bupati Pacitan untuk terus memperhatikan kualitas lingkungan hidup, tahun ini bersamaan dengan hari menanam pohon yang jatuh pada tanggal 28 November nanti, kami akan melaksanakan rangkaian kegiatan antara lain memberikan bantuan bibit pohon, melaksanakan penanaman bersama serta dilaksanakan lomba foto menanam pohon,” tambahnya.
Harapan ini menjadi tapak langkah kecil bagi Pemerintah kabupaten Pacitan, untuk berperan serta dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara superpower demi megaproject dunia dalam menahan laju perubahan iklim.
Sementara itu menurut data dari Dinas kehutanan provinsi Jawa Timur, bahwa hutan di kabupaten Pacitan meliputi hutan lindung, hutan produksi dan hutan rakyat dengan luasan total 2.056,86 Ha. Sedangkan lahan kritis yang perlu direhabilitasi seluas 41.613 Ha
“Pemerintah telah melakukan penanaman secara besar besaran mulai tahun 2003 dan mampu merehab sekitar 7000 Ha lahan kritis,” kata Wardoyo, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, saat dihubungi melalui telepon, (17/11).
Untuk tahun ini Pemerintah memberikan bantuan sebanyak 457.600 bibit pohon dimana 90.000 berasal dari APBD provinsi, 367.600 dari pemerintah pusat melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Solo.
Melalui Kepala DLH, Bupati Aji menghimbau “Kita harus bergotong royong dan bekerja keras bersama sama, baik pemerintah sebagai pemangku kepentingan, organisasi kemasyarakatan, komunitas komunitas, pihak swasta serta seluruh lini masyarakat dalam usaha perubahan iklim ini”. (DLHPacitan/DiskominfoPacitan).